Selasa, 19 Juni 2012

“Pemuda, Masa Depan Kebangkitan Ekonomi Indonesia” (jilid I)

oleh: Wahyu Jatmiko (Management, FEUI)|@wahyuibnuatman

Ditengah banyaknya perdebatan yang ada didunia. Terkait segala isu mencakup ekonomi, politik, budaya, keamanan dan keamanan. Agaknya seluruh insan didunia ini bersepakat dalam satu hal, krisis ekonomi global sedang menimpa dunia. Great Depression kembali menampakan wujudnya. Negara-negara yang menjadi simbol kemapanan ekonomi justeru tersungkur tidak berkutik menghadapinya. Bagaimana tidak, bahkan justeru dari merekalah api krisis ekonomi global disulut.

Krisis Ekonomi Dunia Dimulai dari subprime mortgage default yang terjadi di Amerika Serikat pada 2008. Kebijakan the-Fed yang memberikan izin bank-bank di Amerika untuk memberikan kredit perumahaan kepada kalangan berpenghasilan rendah yang secara penilaian normal tidaklah memiliki kapasitas keuangan yang memadai atau yang sering disebut dengan ninja loan (pinjaman pada nasabah yang no job, no income, dan no asset) berujung pada bencana ekonomi. Jelas ini menimbulkan kritik para ahli karena risiko yang terlalu tinggi atas pinjaman tersebut. Namun keinginan untuk menjaga permintaan terhadap perumahaan agar tetap tinggi dan pada akhirnya dapat meningkatkan GDP negara membuat ‘buta’ para pemangku kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Hasilnya sebagaimana yang kita lihat, kekawatiran para ahli terbukti. Banyak kredit perumahaan yang macat, merusak sistem perbankan Amerika Serikat dan dampaknya menjalar ke Eropa dan Asia.

Sistem keuangan di AS kala itu sungguh mengalami keterpurukan yang dalam. Agaknya kita tidak pernah membayangkan bahwa Investment Banker sekelas Lehman Brothers kini hanya tinggal nama karena menjadi korban ‘pembunuhan’ oleh krisis keuangan 2008. Pemerintah AS kala itu harus menyelamatkan begitu banyak lembaga keuangan di negerinya. Bahkan Fannie Mae dan Freddie Mac pun tidak luput dari uluran tangan pemerintah AS, padahal sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa mereka adalah lembaga penyalur kredit terbesar di AS. Tidak heran bila setelahnya indeks harga saham pada bursa global juga anjlok dan terpuruk. Dan hal tersbut dirasakan oleh seluruh bursa saham di dunia. Sentimen negatif pasarpun muncul, para investor panik dan menarik kembali investasi-investasi mereka. Efek domino yang dijelaskan oleh para ekonom dalam buku-buku mereka kini menampakkan wajahnya. Krisis ekonomi global pun terjadi.

Utang Membawa Petaka

Ditengah usaha AS dan negara dunia untuk recovery dari krisis global yang terjadi krisis ekonomi dengan sebab lain kini muncul. Yunani seketika menjadi sorotan dunia mulai tahun 2009 samapai saat ini. Eropa menjadi sumber api lain munculnya titik ‘kebakaran’ ekonomi lain bagi dunia. Ditengah kemegahan penyelenggaraan pesta sepak bola terakbar di Eropa, euro 2012, sebenarnya saat ini negara-negara Eropa tidaklah semegah dan setegar para delegasi mereka dalam pertandingan sepak bola ter-akbar Eropa tersebut. Krisis hutang timbul di Eropa. Yunani menjadi aktor utama pada krisis yang akan berdampak global bagi ekonomi dunia ini.

Utang Yunani secara mengejutkan ternyata berada di atas Gross Domestic Product (GDP)-nya. Diperkirakan Yunani memiliki utang sebesar 120% dari GDP yang dimilikinya, bahkan mungkin lebih. Padahal sampai awal tahun 2000-an tidaklah orang membayangkan bahwa Yunani akan menjadi sumber krisis keuangan. 2000-2007 bahkan Yunani menacatatkan pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 4,2% pertahun. Bila dibandingkan dengan negara-negara di Eropa kala itu tentu ini merupakan pertumbuhan yang cukup tinggi, bahkan tertinggi. Utang pemerintah Yunani kala itu di-‘amplas’ sehingga tidak diketahui publik angka besar utang Yunani sebenarnya. Kesejahteraan berupa subsidi, dana pensiun, gaji PNS lebih banyak dibiayai oleh pemerintah dengan menggunakan utang. Terlebih terdengar kabar bahwa terjadi praktik korupsi akut pada lini-lini pemerintahan di negara tersebut terutama pajak.

Pandangan (view) apapun yang kita gunakan dalam melihat praktik utang Yunani, tentu kita akan sampai pada kesimpulan bahwa praktik tersebut sungguh tidak baik. Apakah kita menggunakan pandangan tradisionalis (traditionalist view) yang menyatakan bahwa utang pemerintah akan dapat meningkatkan GDP negara tersebut walaupun hanya dalam periode jangka pendek. Hal ini disebabkan karena dengan utang yang ada negara dapat melakukan belanja (Government Expenditure) yang lebih tinggi dan juga dapat menurunkan pajak sehingga konsumsi masyarakat akan meningkat akibat peningkatan disposable income mereka. Sehingga pada akhirnya naiklah GDP negara tersebut. Ataupun dengan menggunakan pandangan Ricardian (Ricardian’s view) yang menyatakan bahwa utang negara tidak akan mengubah apapun dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini disebabkan karena masyarakat yang telah cerdas menilai bahwa utang pemerintah yang mengurangi pajak kita saat ini pada dasarnya adalah penundaan atas pembayaran pajak yang lebih tinggi dimasa depan karena pemerintah akan membayar utang tersebut dimasa depan dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi pada masyarakat. Sehingga masyarakat tidak menaikan konsumsinya melainkan menaikan saving-nya untuk membayar pajak masa depan. Tidak ada perubahan pada GDP.

Meskipun sepintas kita meilhat bahwa pandangan Ricardian dalam hal ini lebih unggul dalam hal kasus utang Yunani namun bila praktik utang yang terjadi adalah sebagaimana yang Yunani lakukakan, saya kira para tradisionalis pun tidak akan mendukung apa yang telah dilakukan oleh Yunani. Jadi, apapun view yang kita pergunakan dalam melihat utang Yunani, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa praktik utang tersebut tidaklah benar.

Lantas mengapa kemudian pengaruh krisis utang Yunani dapat memengaruhi perekonomian Global. Kembali teori tentang efek domino memegang peranan penting dalam menjelaskan hal ini. Yunani sebagaimana yang kita ketahui adalah bagian dari Uni Eropa. Uni Eropa memiliki satu mata uang yang berlaku diantara anggota dan juga memiliki kaitan ekonomi yang sangat tinggi baik dalam perdagangan luar negeri (tradeble) yakni impor dan ekspor dan juga capital flow baik kedalam maupun keluar. Hal inilah yang menyebabkan bila satu saja negara didalam anggotanya mengalami masalah anggota lainnya akan terkena dampak yang besar. Terlebih spekulasi akan keluarnya Yunani dalam zona Euro semakin memperburuk kondisi perekonomian Eropa. Dan karena Eropa memegang pengaruh yang cukup besar pula pada perkonomian global maka banyak ekonom yang kini mengaitkan masalah krisis Eropa dengan dampaknya pada negara-negara lain diseluruh dunia.

Krisis ekonomi global sesuai namanya memang berdampak pada perekonomian dunia secara keseluruhan. Tidak hanya negara maju negara berkembangpun terkena dampak krisisnya, tidak hanya Amerika dan Eropa namun Asia, Afrika, dan Australia pun terkena dampaknya. Begitu pula hal tersebut terjadi pada negara perekonomian besar seperti Cina. Sebagaimana yang kita ketahui sebelum krisis Cina mengalami pertumbuhan ekonomi yang selalu positif dua digit. Namun Cina bersama setidaknya dua negara lain yakni India dan Indonesia masih beruntung dapat terus tumbuh positif diatas “penderitaan” pertumbuhan negatif negara-negara lain kala itu. Cina dilaporkan mengalami pertumbuhan sebesar 9,6 % (okezone.com, 25 Desember 2009) pada 2008 sedangkan India dan negeri kita tercinta Indonesia tumbuh masing-masing sebesar 6,6 % (sebelumnya 9,0 % di 2007) dan 6,1 % (vivanews.com, 26 Februari 2008). Sementara Amerika Serikat kala itu mengalami pertumbuhan ekonomi negatif 0,337 dan negatif 3,486 pada 2009 (www.indexmundi.com).

Tegar diterpa Badai Krisis

Nyatanya ditengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia masih tetap dapat tumbuh 6,1% pada 2008. Pada tahun 2011 yang lalu Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan GDP sebesar 6,5%. Dan kita patut bangga bahwa ini merupakan angka tertinggi di kawasan asia tenggara pada tahun 2011. Sekaligus juga menjadi tiga besar pertumtumbuhan ekonomi terbesar di Asia setelah Cina dan India. Terlepas dari banyak yang menyatakan bahwa kesejahteraan ekonomi tidak dapat hanya diukur dengan angka GDP atau perkataan-perkataan yang semisalnya, Indonesia harus tetap bangga dan optimis akan kemajuan ekonomi negara tercinta ini. Momentum kebangkitan ekonomi Indonesia sedang terjadi.

Data-data ekonomi lain juga seakan menjadi pendukung bagi “kesebelasan ekonomi Indonesia” yang sedang bertanding di area kompetisi ekonomi dunia. Kalau Yunani berutang hingga lebih dari 120 % GDP negaranya, rasio utang Indonesia terhadap GDP menjadi salah satu yang terendah di dunia, yakni berada dibawah 25 %. Menurut Komite Ekonomi Nasional Indonesia-pun mengalami kenaikan ekspor sebesar US$ 200 milyar. Cadangan devisa melejit hingga US$ 110 Milyar. Dan Indonesia-puin menjadi salah satu tujuan investasi utama di dunia. Optimisme juga selalu terlihat dari setiap pidato presiden yang berkaitan dengan ekonomi. Sebagaimana yang dilansir oleh metrotvnews.com presiden mengatakan bahwa, "Kita catat waktu itu (2011) pertumbuhan ekonomi kita 6,5 persen, naik setengah persen dari tahun sebelumnya. Income percapita 3.540 dolar AS dari 3.000 dolar AS tahun sebelumnya, angka kemiskinan menunjukkan perbaikan menurun 12,49 persen dari 13,3 persen. Pengangguran juga menurun 6,65 persen dari 7,14 persen tahun sebelumnya. Ini fakta. Ini realitas." Walhasil peningkatan konsumsi masyarakat pun menjadi keniscayaan yang pada akhirnya meningkatkan GDP negara.

Indonesia dengan Berjuta Potensinya

Selain data-data diatas, Indonesia juga memiliki banyak sekali potensi. Sedikitnya ada tiga potensi utama yang ada di Indonesia. Yang pertama adalah terkait dengan sumber daya alam. Bagaimana tidak, Indonesia adalah eksportir dan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, produsen kakao terbesar kedua di dunia, timah yang juga terbesar kedua di dunia, cadangan nikel terbesar keempat dunia dan bauksit ke tujuh dunia. Belum lagi bila kita berbicara tentang batu bara, panas bumi, gas alam, dan lain sebagainya. Yang kesemuanya itu menjadi competitive advantages bagi Indonesia di kancah kompetisi dunia.

Yang kedua adalah letak geografis Indonesia yang sangat strategis dikancah lalu lintas perdagangan internasional. Indonesia memiliki selat malaka yang merupakan salah satu sea lane of communication yang menjadi lalulintas pelayaran kontainer paling sibuk di dunia. Yang terakhir adalah sumber daya manusia. Indonesia, sebagaimana yang telah kita ketahui, memiliki populasi penduduk terbesar keempat didunia setelah Cina, India, dan Amerika. 240 juta penduduk Indonesia menjadi potensi ekonomi sendiri bagi perekonomian negeri ini. Populasi yang besar ini merupakan ‘kue pasar’ yang sangat menggiurkan bagi bisnis global. Terlebih berdasarkan data yang telah saya sajikan sebelumnya bahwa income per kapita Indonesia pun meningkat dari US$ 3.000 menjadi US$ 3.540 pada tahun 2011. Artinya masyarakat Indonesia memiliki purchasing power yang meningkat, sehingga konsumsi masyarakatpun akan meningkat. Tentu ini merupakan peluang bisnis yang sangat menggiurkan bagi para pelaku usaha baik dalam maupun luar negeri. Belum lagi bila kita lihat dari sisi “human capital”.

Ya, Potensi yang ketiga adalah Human Capital. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kata human capital kini lebih sering digunakan saat ini terutama oleh perusahaan-perusahaan jasa seperti perbankan nasional. Kata capital sebagai pengganti ‘resource’ pada human resource. Para pakar menganggap bahwa resource adalah sekadar alat untuk mencapai tujuan namun capital adalah core dari bisnis itu sendiri yang sangat penting bagi perusahaan. Maka dari itu fungsi sumber daya manusia saya kira adalah yang paling penting dalam konteks pembicaraan kita saat ini, walaupun saya tidak mengingkari pentingnya aspek lainnya yakni sumber daya alam dan letak geografis. Karena apalah arti sumber daya alam dan letidak geografis yang strategis bila tidak dapat diolah dengan baik oleh negara? Dan tentu yang dapat mengolah keduanya menjadi result yang dapat mensejahterakan rakyat dan negara adalah sumber daya manusia dalam negara tersebut. Bersambung.... jilid II

1 komentar:

  1. Halo, Apakah Anda pernah ditolak pinjaman dari bank atau apakah beberapa lembaga keuangan menolak permintaan Anda karena satu atau lebih alasan? Saya mendesak Anda untuk bertemu dengan Nyonya Margaret, CEO perusahaan Margaret Pedro Loan, dengannya semua masalah keuangan Anda akan terpecahkan. Allah yang Mahakuasa telah begitu setia kepada saya dan seluruh keluarga saya untuk menggunakan Ibu Margaret untuk mengubah situasi keuangan hidup saya menjadi lebih baik dan stabil sehingga saya sekarang memiliki bisnis sendiri di kota. Nama saya Wani Binti Yasin dari kota kuala di Malaysia , Saya ingin berterima kasih kepada Ny. Margaret karena telah membantu saya dengan pinjaman yang baik setelah saya banyak menderita di tangan peminjam daring palsu yang menipu saya untuk uang saya tanpa menawarkan saya pinjaman, saya membutuhkan pinjaman selama 2 tahun terakhir untuk memulai bisnis saya sendiri di kota Kuala tempat saya tinggal dan saya jatuh ke tangan perusahaan palsu di India yang telah menipu saya dan tidak menawarkan saya pinjaman dan saya sangat Frustrasted karena saya kehilangan semua uang saya ke perusahaan palsu di India, karena ini yang saya miliki telah berhutang ke bank. teman saya dan saya tidak memiliki siapa pun untuk lari. Sampai suatu hari seorang teman saya yang setia menelepon Nur Syarah setelah membaca kesaksiannya tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari perusahaan pinjaman pedro Nyonya Margaret, jadi saya harus menghubungi Nur syarah dan dia memberi tahu saya dan meyakinkan saya untuk menghubungi ibu Margaret, bahwa dia adalah seorang ibu yang baik dan saya harus memanggil keberanian dan saya menghubungi ibu Margaret. Yang mengejutkan saya, pinjaman saya diproses dan disetujui dan dalam waktu 2 jam, pinjaman saya dipindahkan ke rekening bank saya dan saya sangat terkejut bahwa ini adalah mukjizat dan saya harus bersaksi tentang pekerjaan baik Ibu Margaret. Saya juga belajar bahwa beberapa orang menggunakan kata-kata baik yang saya katakan tentang Bunda Margaret Pedro untuk berselingkuh, tolong orang-orang baik di negara saya, saya ingin Anda berhati-hati. Dan saya juga akan menggunakan media ini untuk mendorong Anda semua untuk menghubungi ibu Margaret hari ini melalui email: margaretpedroloancompany@gmail.com dan menyelesaikan masalah keuangan Anda. Saya meyakinkan Anda bahwa Anda akan bersaksi seperti yang telah saya lakukan dan Anda juga dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut tentang ibu Margaret, melalui email saya: wanibintiyasin@gmail.com dan Anda masih dapat menghubungi teman saya Nur Syarah yang memperkenalkan saya kepada Ibu Margaret melalui email: nursyarah36@gmail.com mungkin Tuhan terus memberkati dan Mendukung Bunda Margaret untuk mengubah kehidupan finansial saya.

    BalasHapus